Penerapan Konsep Islam Dalam Arsitektur

Masjid

Disaat kita berbicara arsitektur islam biasanya kita akan lansung terbayang dengan tempat ibadahnya (masjid) ataupun  dengan bangunan-bangunan yang memiliki atap kubah, kemudian terdapatnya ornament-ornamen berupa geometri islam, kaligrafi-kaligrafi berupa tulisan ayat-ayat Alquran, dll.                                                                                                                 

   

Kaligrafi 

geometri islam

atap kubah

    

Pada dasarnya setiap perbuatan manusia ini harus sesuai dengan ajaran agama (berpedoman kepada Alquran dan Hadist), termasuk di dalamnya tentang bagaimana membangun sebuah bangunan dengan tidak melanggar ajaran-ajaran islam seperti yang telah ditentukan.

Diantaranya:

1.  Dalam agama dikatakan kita tidak boleh buang air (besar/kecil) dengan menghadap kiblat, maka dalam membangun sebuah bangunan arsitek harus memperhatikan kamar mandi di bangunan tersebut agart tidak menghadap kiblat. Sesuai dengan hadis nabi "Jika salah seorang dari kamu duduk untuk membuang hajatnya, janganlah ia menghadap atau membelakangi kiblat."(H.R Muslim no:389)
2.   Dalam ajaran islam juga sangat memperhatikan Taharah (kesucian) maka arsitek juga harus memberikan perhatian lebih dibagian sanitasi dan drainase pada bangunan yang dibangun,     
3. Kemudian juga harus menyediakan ruang khusus untuk ibadah (musalla), dan lainnya.

Ataupun arsitektur islam juga bisa dikatakan dengan arsitektur yang dimana nilai – nilai islam diterapkan, 

Misalnya:

1. Seperti nilai kesederhanaan yang mungkin bisa diterapkan dengan design bentuk bangunan yang tidak berlebihan, ataupun dalam segi pewarnaan dengan menggunakan warna-warna pastel (warna cerah) agar terlihat sederhana dan tidak terlihat angkuh,
2. Nilai keadilan,
3. Nilai pengakuan terhadap hak orang lain contohnya seperti dalam membangun sebuah bangunan dengan memperhatikan hal sekitar artinya bangunan tersebut tidak mengganggu hak-hak orang atau tidak memberikan kemudharatan kepada sekitarnya, 
4. Dan nilai-nilai lainnya.

Arsitektur harus bersifat islami, harus sesuai dengan al-Quran dan  al-Hadits, sehingga “pengaturan” yang  dilakukan  di  dalam  arsitektur  mampu  menjamin  hubungan  manusia  dengan  Allah  (hablumminallah), hubungan  manusia  dengan  lingkungan  alam  (hablumminal‟alamin),  dan  hubungan  manusia  dengan  manusia (hablumminannas)  ke  arah  yang  lebih  baik.  Pengaturan  tersebut  nantinya  akan  menghasilkan  sebuah  konsep arsitektur  islami  yang  sesuai  dengan  al-Qur‟an  dan  al-Hadits,  yang  mampu  mencakup  lima  hal  penting  yaitu fungsi,  bentuk,  teknik,  keamanan,  dan  kenyamanan,  yang  kesemuanya  harus  mempertimbangkan kontekstualitas dan efisiensi.  

"Kesimpulan"

Kita manusia sebagai makhluk di muka bumi mempunyai tugas untuk menjaga segala isi semesta yang ada. Tidak seharusnya kita merusak alam yang telah di berikan Allah S.W.T.

Disinilah peran seorang arsitek dalam merancang sebuah bangunan untuk tetap menjaga alam pada saat melakukan sebuah pembangunan sehingga terciptalah suatu area ruang yang asri di lingkungan sekitar bangunan tersabut.